Faktor Risiko

FAKTOR RISIKO HIV

1. Jenis Kelamin

Laki-laki lebih berisiko terinfeksi HIV/AIDS dibandingkan perempuan karena memiliki mobilitas tinggi terkait pekerjaan yang meningkatkan peluang perilaku berisiko seperti seks bebas. Selain itu, laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama laki-laki memiliki risiko lebih tinggi.

2. Usia

Individu berusia 28-44 tahun memiliki risiko lebih tinggi terhadap kejadian HIV/AIDS, khususnya pada laki-laki.

3. Status Menikah

Individu yang sudah menikah lebih berisiko terinfeksi HIV dibandingkan yang belum menikah. Pada wanita, menikah di usia < 20 tahun meningkatkan risiko HIV/AIDS hingga 5.62 kali lebih besar dibandingkan menikah ≥ 20 tahun.

4. Tingkat Pendidikan

Pendidikan yang rendah berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang tentang HIV/AIDS. Individu dengan pendidikan rendah lebih rentan terlibat dalam perilaku berisiko karena kurangnya wawasan dan masih adanya stigma terhadap pembahasan HIV di masyarakat.

5. Riwayat HIV/AIDS dalam Keluarga atau Pasangan

Individu yang memiliki anggota keluarga atau pasangan dengan riwayat HIV/AIDS lebih berisiko tertular.

6. Riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS)

Infeksi menular seksual seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis bakterial meningkatkan risiko infeksi HIV, terutama jika melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan.

7. Perilaku Seksual Berisiko

Melakukan hubungan seksual tanpa kondom, berganti-ganti pasangan, dan praktik homoseksual tanpa perlindungan meningkatkan risiko HIV/AIDS. Studi menunjukkan bahwa komunitas laki-laki suka laki-laki (LSL) memiliki tingkat infeksi HIV yang tinggi.

Anus hanya memiliki satu lapisan pelindung dan tidak menghasilkan pelumas alami seperti vagina, sehingga lebih rentan mengalami luka saat penetrasi anal, yang menjadi pintu masuk virus HIV.

8. Pengguna Narkoba Suntik (Penasun)

Berbagi jarum suntik yang tidak steril meningkatkan risiko HIV secara signifikan di kalangan pengguna narkoba suntik.

9. Riwayat Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan meningkatkan risiko perilaku berisiko, termasuk hubungan seksual tanpa perlindungan yang dapat menyebabkan infeksi HIV.

10. Riwayat Tindik

Tindik atau prosedur tubuh lain yang menggunakan jarum tidak steril dapat meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS.

Mencegah faktor risiko ini dapat membantu mengurangi kemungkinan tertular HIV/AIDS.

Bagikan